Perbedaan
Antara Psikoterapi dan Konseling
Menurut Mappiare (2008,
hal: 159), perbedaan antara psikoterapi dan konseling adalah sebagai berikut;
Konseling
dan psikoterapi dapat dipandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya.
istilah "psikoterapi" mengandung arti ganda. Pada satu segi, ia
menunjuk pada sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi psikologis. Tetapi
pada lain segi, ia menunjuk pada sekelompok
terapi psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis pada satu
titik dan konseling pada titik lainnya. Dengan demikian, konseling merupakan
salah-satu bentuk psikoterapi.
Konseling
lebih
berfokus pada konseren, ikhwal, maslah, pengembangan-pendidikan-pencegahan.
Sedangkan psikoterapi lebih memfokus pada konseren atau masalah
penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
Konseling
dijalankan
atas dasar (dijiwai oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan
psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan
psikopatologi;
Konseling
dan psikoterapi berbeda tujuan dan cara mencapai tujuan masing-masing.
Menurut Sholeh (2008,
hal:55), perbedaan antara psikoterapi dan konseling adalah sebagai berikut;
- · Dilihat dari ruang lingkup; konseling merupakan bagian dari program bimbingan konseling sedangkan psikoterapi ruang lingkupnya berada di luar bimbingan.
- · Dilihat dari kedalaman; konseling merupakan pencanaan yang rasional, pemecahan masalah berhubungan dengan pemahaman diri dan lingkungan sedangkan psikoterapi memberikan perubahan mendasar dari kepribadian.
- · Dilihat dari subyek atau sasaran; pada konseling subjeknya adalah individu yang normal dan lebih menekankan individu atau kelompok kecil sedangkan pada psikoterapi subjeknya adalah yang mengalami disintegrasi kepribadian dan lebih mengutamakan individu.
- · Dilihat dari Orientasi atau pendekatan; konseling lebih menekankan kesinian dan kekinian sedangkan psikoterapi lebih menekankan masa lampau, simbolik dan mengaktifkan kembali alam ketidaksadaran.
- · Dilihat dari setting; tempat yang dibutuhkan untuk melakukan konseling itu bisa di sekolah, universitas, lembaga layanan masyarakat, organisasi kemasyarakatan sedangkan psikoterapi setting atau tempatnya di klinik, rumah sakit dan praktik pribadi.
- · Dilihat dari waktu; waktu yang diperlukan untuk konseling relaif terbatas sedangkan psikoterapi waktunya relatif lama (berhari-hari, minggu, bulan atau mungkin tahunan)
- · Dilihat dari tujuan; konseling bertujuan untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan sedangkan psikoterapi bertujuan untuk mengatasi konflik-konflik dalam diri seseorang.
Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental
Illnes
Menurut J.P. Chaplin
ada beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya:
- 1. Biological, meliputi keadaan mental organik, penyakit efektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
- 2. Psychological, meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketikmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
- 3. Sosiological, meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatangbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
- 4. Philosophic, meliputi kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga ada istilah keharusan atau pemaksaan.
Bentuk-Bentuk Utama Dari Terapi
1) Terapi Supportive:
suatu bentuk alernatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi
dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan tidak mendapatkan suatu
kenyamanan hidup terhadap gangguan fisiknya
2) Terapi Reeductive:
membangitkan pengertian pada penderita tentang konflik-konflik jiwa yang
dikandungnya yang terutama terletak dalam alam sadarnya. Terapi ini lebih
banyak menempatkan konflik-konflik alam sadar dengan usaha berencana untuk
menyesuaikan diri kembali, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta
mempergunakan potensi-potensi kreatif yang ada.
3) Terapi Reconstuctive:
menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi
mimpi, analisa daripada transfesi atau lebih mudah dicapainya tilikan (insight)
akan konflik-konflik nirsadar dengan usaha untuk mencapai perubahan luas
struktur kepribadian seseorang.
Sumber:
Singgih D, Gunarsa. 2007. Konseling dan Psikoterapi.
Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
Mappiare, Andi. 2008. Pengantar Konseling dan
Psikoterapi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Sholeh, Moh. 2008. Bertobat Sambil Berobat. Jakarta:
PT Mizan Publika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar