Senin, 20 April 2015

Konsep Dasar Teori Psikoanalisis Kepribadian....

KONSEP DASAR PSIKOANALISIS

KESADARAN

Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran itu.

Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi atau tujuannya (lihat representasi grafik struktur kepribadian pada Gambar 1. Enam elemen pendukung struktur kepribadian itu adalah sebagai berikut:
a)   Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja Bari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk kekesadaran (consciousness). Isi daerah sadar itu merupakan basil proses penyaringan yang diatur oleh stimulus atau cue-eksternal.
b)   Prasadar (Preconscious)
Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan clan unconscious. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar. Di sisi lain, isi-materi daerah tak sadar dapat muncul ke daerah prasadar. Kalau sensor sadar menangkap bahaya yang bisa timbul akibat kemunculan materi tak sadar materi itu akan ditekan kembali ke ketidaksadaran. Materi taksadar yang sudah berada di daerah prasadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan mekanisme pertahanan diri.
c)  Tak Sadar (Unconscious)
Tak sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan empirik
.
 Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar. Isi atau materi ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat namun tetap tidak disadari.


STRUKTUR KEPRIBADIAN

Sigmund Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego. Ketiga struktur tersebut diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun. Struktur ini dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini.
1. Id.

Id ini adalah merupakan bagian dari komponen kepribadian yang asli/ natural yang dibawa sejak lahirnya seorang individu. Id juga merupakan komponen dari psikologi yang mempunyai sifat primitif dan naluriah. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian. Id akan didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk mendapatkan kepuasan segera dari semua

keinginan dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan. Contoh mudahnya adalah bila seorang bayi menangis karena lapar atau pun haus maka ia akan mengkomunikasikan hal tersebut kepada ibunya dengan cara menangis. Karena dengan adanya peningkatan rasa lapar atau haus yang dirasakan bayi atau anak maka ia harus menghasilkan upaya segera untuk mendapatkan makan atau minum. Id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi dengan baik.

2. Ego .

Prinsip kepribadian jenis ego ini adalah seputar mengenai hal yang berhubungan dengan realitas serta kenyataan yang ada. Ego ini juga dimulai serta dibawa sejak lahir, tetapi berkembang bersamaan dengan hubungan individu dengan lingkungan sekitarnya. Untuk bisa bertahan dalam suatu kehidupan, maka individu tersebut tidak bisa hanya semata-mata bertindak sekedar mengikuti impuls-impuls atau dorongan-dorongan, individu harus belajar menghadapi realitas yang ada. Dan ini lebih kompleks dari sekedar Id saja.

Contoh mudahnya adalah bila seorang anak merasakan lapar maka ia akan akan berusaha untuk mendapatkan makanan untuk mengatasi rasa laparnya. Hanya saja sekarang ia akan berusaha melihat kenyataanbagaimana cara mendapatkan makanan dengan baik tanpa ada yang merasa disalahkan atau pun ia salah dalam melakukan tindakan mendapatkan makanan terbut karena didorong oleh rasa laparnya tersebut.

Menurut Freud, ego adalah struktur kepribadian yang  berurusan dengan tuntutan realita, yang berisi penalaran dan pemahaman yang tepat. Ego berusaha menahan tindakan sampai dia memiliki kesempatan untuk memahami realitas secara akurat, memahami apa yang sudah terjadi didalam situasi yang berupa dimasa lalu, dan membuat rencana yang realistik dimasa depan. Tujuan ego adalah menemukan cara yang realistis dalam rangka memuaskan Id. Fungsi ego ini juga berguna untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan yang ada.

3. Super Ego .

Super Ego atau pun aspek sosiologis adalah merupakan sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut hal yang berhubungan dengan baik- buruk). Super ego lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan, karena itu super ego dapat dianggap sebagai aspek moral daripada kepribadian itu sendiri.

Dan juga merupakan aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua serta masyarakat. Superego memberikan pedoman untuk membuat sebuah penilaian. Fungsi manfaat superego adalah :

* Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls tersebut
    disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.
* Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral dari pada dengan kenyataan.
* Mendorong individu kepada kesempurnaan.

Bersama-sama dengan ego, super ego mengatur dan mengarahkan tingkah laku manusia yang bermaksud untuk memuaskan dorongan-dorongan dari Id, yaitu melalui aturan-aturan dalam masyarakat, agama, atau keyakinan- keyakinan tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk. Freud berpendapat manusia sebagai suatu sistem yang kompleks memakai energi untuk berbagai tujuan seperti halnya bernafas, bergerak, mengamati, dan mengingat.

Perkembangan Psikoseksual

Tahap Perkembangan Psikoseksual Sigmund Freud  adalah salah satu teori yang paling terkenal, akan tetapi juga salah satu teori yang paling kontroversial. Freud percaya kepribadian yang berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana mencari kesenangan-energi dari id menjadi fokus pada area sensitif seksual tertentu. Energi psikoseksual, atau libido , digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku.

Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari..

·         Fase Oral

Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.

Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi kurang bergantung pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. fiksasi oral dapat mengakibatkan masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku.

·         Fase Anal

Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.

Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet. Orang tua yang memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak-anak merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang kompeten, produktif dan kreatif.

Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan bahwa anak-anak perlukan selama tahap ini. Beberapa orang tua ‘bukan menghukum, mengejek atau malu seorang anak untuk kecelakaan. Menurut Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat mengakibatkan hasil negatif. Jika orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar, Freud menyarankan bahwa-yg mengusir kepribadian dubur dapat berkembang di mana individu memiliki, boros atau merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian kuat-anal berkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif.

·         Fase Phalic

Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks Oedipusmenggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah.Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan.

Istilah Electra kompleks telah digunakan untuk menggambarkan satu set sama perasaan yang dialami oleh gadis-gadis muda. Freud, bagaimanapun, percaya bahwa gadis-gadis bukan iri pengalaman penis.

Akhirnya, anak menyadari mulai mengidentifikasi dengan induk yang sama-seks sebagai alat vicariously memiliki orang tua lainnya. Untuk anak perempuan, Namun, Freud percaya bahwa penis iri tidak pernah sepenuhnya terselesaikan dan bahwa semua wanita tetap agak terpaku pada tahap ini. Psikolog seperti Karen Horney sengketa teori ini, menyebutnya baik tidak akurat dan merendahkan perempuan. Sebaliknya, Horney mengusulkan bahwa laki-laki mengalami perasaan rendah diri karena mereka tidak bisa melahirkan anak-anak.

·         Fase Latent

Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.

·         Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil. Tidak ada organisasi baru seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian untuk itu. Untuk alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai salah satu tahap, tetapi sebagai suatu periode terpisah.

·         Fase Genital

Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.

 Mekanisme Pertahanan Ego

1.      Represi (Repression)

Bentuk pertahanan ego dengan menyingkirkan pikiran-pikiran atau ingatan-ingatan yang tidak diinginkan. Ia akan sengaja melupakan kenanganatau pikiran yang tidak menyenangkan atau tidak sesuai dengan keinginannya.

Contoh : Seorang wanita yang diputuskan secara sepihak oleh pacarnya. Karena ia tidak ingin mengingat kenangan-kenangan itu. Walaupun ia sudah sengaja melupakannya alias kejadian ini tidak berlangsung berlarut-larut, tetapi ingatan tersebut tetap membekas di pikiran bawah sadar dia dalam bentuk trauma psikis.

2.      Kompensasi

Yaitu dengancara menutupi kelemahan dalam dirinya dengan menonjol-nonjolkan sifat lain, lalu dicari kepuasans ecara berlebihan dalam bidang lain tersebut.

Contoh :anak yang merasa tak pandai di sekolahnya menjadi bersikap seolah-olah seperti 
            jagoan di sekolah agar ditakuti oleh teman-temannya.


3.      Konversi (Convertion),

Adalah mekanisme konflik emosional yang diekspresikan keluar. Misal :Seseorang yang sedang stress menjadi marah-marah, teriak-teriak, atau berolah raga.

4.      Penyangkalanatau Denial

Mekanisme dimana seseorang menghindari kenyataan dan secara sadar menyangkal adanya
 kenyataan tersebut. Ia menyangkal realita yang dapat menimbulkan rasa sakit, malu, ataucemas.


Contoh :Seorang ibu yang tidak terima bahwa anaknya terlahir dengan cacat sehingga ia 
            menitipkan anaknya ke saudaranya yang jauh.


5.      Pemindahan (Displacement)

Dimana emosi-emosi yang terjadi pada dirinya DILAMPIASKAN ke objek-objek atau orang lain. 

Contoh :Seorang anak yang habis dimarahi ibunya. Karena kesal, ia lalu memukul adiknya atau menendang kucingnya.

6.      Disosiasi

Dengan cara memutuskan atau mengubah beban emosi dalam dirinya.

Contoh :Seseorang yang sedih ditinggal mati oleh kekasihnya, kemudian ia menghibur dirinya sendiri dengan mengatakan “sudah takdirnya” atau “sekarang ia sudah bahagia di surga”.

 Identifikasi, 

dimana seseorang mempertinggi harga dirinya dengan mempolakan dirinya serupa dengan orang lain (biasanya seorang idola atau figur). Kemudian berusaha menyamakan penampilan/dandandan, cara bicara, maupun logatnya.

 Contoh :Seseorang yang ngefans berat dengan penyanyi Rhoma Irama, lalu berdandan persis dengannya dan meniru gaya-gaya bicaranya.

. Proyeksi,

 yaitu seseorang yang melindungi dirinya dari tabiat-tabiat, sikap, dan karakternya sendiri, atau pun perasaannya dengan melemparkan atau menyalahkannya ke orang lain.

 Contoh :Seorang mahasiswa yang tidak lolos mata kuliah, 
lalu ia mengatakan bahwa dosennya sentimen terhadap dirinya.

. Rasionalisasi, 

seseorang yang mencarialasan-alasan yang dibenarkanataudapatditerimaolehnormamaupun orang lain terhadaptindakannyaataupikirannya. 

Contoh :Seseorang yang diajak main bulutangkis menolak dengan beralasan bahwa ia sedang sakit atau besok mau ujian, padahal karena takut kalah. 
Contoh lain :Seseorang yang benci terhadap Justin Beiber, lau ia mengatakan bahwa alasannya ia hanya tidak selera dengan genre lagu yang dinyanyikan oleh JB, karena ia takutd imusuhi oleh fans-fans JB.

. PembentukanReaksi,

 proses dimana mengambil objek kedalam struktur egonya sendiri agar tidak menuruti keinginannya yang jelek dan diambil sikap yang sebaliknya. 

Contoh :Seorangmahasiswa yang bersikaphormatsecaraberlebihankepadadosen yang paling tidakdisukai.

. Regresi, 

adalah keadaan seseorang yang kembali ketingkat awal menjadi kurang matang dan kurang adaptif.

 Contoh :Seorang anak yang lebih tua tiba-tiba kembali punya kebiasaan hisap jempol atau mengompol karena ia merasa cemburu terhadap ibunya yang terlalu memperhatikan adiknya.

 . Sublimasi,

 yaitu kehendak-kehendak atau pikiran-pikiran atau tindakan-tindakan asadar yang tidak dapat diterima oleh lingkungan atau masyarakat disalurkan menjadia ktifitas yang memiliki nilai sosial yang tinggi. 

Contoh :Seseorang yang sukaberkelahikemudianberalihmenjadiatletpetinju.


Unsur-Unsur Terapi : 

  Tujuan terapi Psikoanalisis

·         Membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien
·         Focus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak

*      Fungsi dan peran Terapis

·         Terapis / analis membiarkan dirinya anonym serta hanya berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada teapis / analis.

·         Peran terapis

Ø  Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis
Ø  Membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar dan menafsirkan
Ø  Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien
Ø  Mendengarkan kesenjangan-kesenjangan dan pertentanga-pertentangan pada cerita klien

Teknik-Teknik Terapi

Penerapan Teknik-Teknik dan Prosedur-Prosedur Terapeutik

Lima teknik dasar terapi psikoanalitik adalah: asosiasi bebas, penafsiran, analisis mimpi atas resistensi, dan analisis atas transferensi.

1)  Asosiasi Bebas

     Asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lampau yang dikenal dengan sebutan katarsis. Selama proses asosiasi bebas berlangsung, tugas analis adalah mengenali bahan yang direpres dan dikurung di dalam ketaksadaran. Penghalangan-penghalangan atau pengacauan-pengacauan oleh klien terhadap asosiasi-asosiasi merupakan isyarat bagi adanya bahan yang membangkitkan kecemasan. Analis menafsirkan bahan itu dan menyampaikannya kepada klien, membimbing klien ke arah peningkatan pemahaman atas dinamika-dinamika yang mendasarinya, yang tidak disadari oleh klien.

2)  Penafsiran

Penafsiran adalah suatu prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi dan transferensi-transferensi. Prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan analis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi, dan oleh hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi penafsiran-penafsiran adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan tak sadar lebih lanjut. Dengan perkataan lain, analis harus bisa menafsirkan bahan yang belum terlihat oleh klien, tetapi yang oleh klien bisa diterima dan diwujudkan sebagai miliknya.


3)  Analisis Mimpi

     Analisis mimpi adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Freud memandang mimpi-mimpi sebagai “jalan istimewa menuju ketaksadaran”, sebab melalui mimpi-mimpi itu hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan yang tak disadari diungkap.

     Mimpi-mimpi memiliki dua taraf isi, yaitu laten dan isi manifes. Isi laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik dan tak disadari. Karena begitu mengancam dan menyakitkan, dorongan-dorongan seksual dan agresif tak sadar yang merupakan isi laten ditransformasikan ke dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yakni impian sebagaimana yang tampil pada si pemimpi. Proses transformasi is laten mimpi ke dalam isi manifes yang kurang mengancam itu disebut kerja mimpi. Tugas analis adalah menyingkap makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat pada isi manifes mimpi, selama jam analitik, analis bisa meminta klien untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian guna menyingkap makna-makna yang terselubung.


4)  Analisis dan Penafsiran Resistensi

     Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tak disadari. Freud memandang resistensi sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien sadar atas dorongan-dorongan dan perasaan-perasaan depresi itu. Resistensi ditunjukkan untuk mencegah bahan yang mengancam memasuki ke kesadaran, analis harus menunjukannya, dan klien harus menghadapinya jika dia mengharapkan bisa menangani konflik-konflik secara realistis.

     Resistensi-resistensi bukanlah hanya sesuatu yang harus diatasi. Karena merupakan perwujudan dari pendekatan-pendekatan defensif klien yang biasa dalam kehidupan sehari-harinya, resistensi-resistensi harus dilihat sebagai alat bertahan terhadap kecemasan, tetapi menghambat kemampuan klien untuk mengalami kehidupan yang lebih memuaskan.

5)  Analisis dan Penafsiran Transferensi

     Transferensi mengejawantahkan dirinya dalam proses terapeutik ketika “urusan yang tak selesai” di masa lampau klien dengan orang-orang yang berpengaruh menyebabkan dia mendistorsi masa sekarang dan bereaksi terhadap analis sebagaimana dia bereaksi terhadap ibu atau ayahnya. Analisis transferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Penafsiran hubungan transferensi juga memungkinkan klien mampu menembus: konflik-konflik masa lampau yang tetap dipertahankannya hingga sekarang dan yang menghambat pertumbungan emosionalnya. Singkatnya efek-efek psikopatologis dari hubungan masadini yang tidak diinginkan, dihambat oleh penggarapan atas konflik emosional yang sama yang terdapat dalam hubungan terapeutik dengan analis.

Contoh kasus 1

klien pernah mengalami trauma diperkosa oleh pamannya sehingga sangat membenci pamannya dan berusaha melupakannya. Terapis mencoba menggali informasi dengan membuat klien mengingatnya sehingga memancing emosi klien maka klien diberikan katarsis (pelampiasan) yaitu sebuah ruangan dimana klien dapat mengekspresikan kemarahannya seperti berteriak sekeras-kerasnya didalam ruangan katarsis atau meninju boneka. Ini merupakan contoh kasus dari asosiasi bebas dimana klien dibiarkan untuk memunculkan ketidaksadarannya. Hal ini juga berkaitan dengan proses katarsis.


Sumber : 

Suryabrata, S. (2000). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
www.google.com keyword “teori kepribadian menurut Sigmund Freud” terakhir di unduh pada tanggal 9 April 2014
https://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-perkembangan-psikoanalisis-sigmund-freud/
http://belajarpsikologi.com/tahap-perkembangan-psikososial-menurut-sigmund-freud/
http://nendenmaesaroh.blogspot.com/2013/10/jenis-jenis-mekanisme-pertahanan-diri.html


Anonim. (2009). PSIKOTERAPI. (http://psychologygroups.blogspot.com/2009/03/psikoterapi.html). (Diakses tanggal 21 Mei 2014).
elvera, Nidya Rizky. (2013). Teknik asosiasi bebas dan psikoedukasi untuk mengenali gejala penderita skizofrenia paranoid. Jurnal Procedia Studi Kasus dan Intervensi Psikologi Volume 1.




1 komentar: